Kamis, 21 November 2019

Tradisi Kabupaten Musi Banyuasin

Nugal atau Ngicir, Tradisi Yang Masih Lestari di Kecamatan Sungai Keruh.

Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Sungai Keruh memiliki tradisi unik yang termasuk dalam kearifan lokal dan penuh dengan nilai -- nilai gotong royong, kekompakan, ramah tamah, saling berbagi, serta kebersamaan begitu kuat yang saat ini masih lestari yaitu Nugal atau Ngicir.

Tradisi ini merupakan suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari sendi-sendi kehidupan suatu masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang di teruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan.

Nugal atau Ngicir adalah tradisi Masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh menanam padi di lahan kering yang di sebut Ume (Kebun atau Ladang). Ketika musim hujan tiba masyarakat dengan kompak dan saling gotong royong untuk mengundang Nugal atau Ngicir.
Adapun Proses Nugal atau Ngicir menurut kebiasaan sebelum melakukan kegiatan tersebut, para masyarakat di jamu dengan memberi makan ketan lengkap dengan srundeng kelapa dan minum terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dilakukan dengan memakai sebatang kayu (Tongkat Kayu) yang dibawahnya di tajam atau di lancipkan yang berfungsi untuk membuat lobang dengan cara menujah bagian dari tanah yang akan di tanam tanaman tersebut.

Istilah Nugal ini berasal dari nenek moyang setelah Indonesia merdeka, masyarakat turun ke halaman untuk menanam padi untuk memenuhi sebuah kebutuhan hidup di masa itu. Hal ini masih tetap utuh dan menjadi sebuah tradisi yang masih kental di kehidupan masyarakat Sungai Keruh, walaupun saat ini sudah memasuki era modern atau era revolusi industri 4.0 tradisi ini tidak punah di makan waktu. (Ceng)