Senin, 19 Oktober 2020

Puisi Pernikahan (Takdir)

 Takdir


Bila tersurat sebuah takdir, 

Rindu bersemayam tak kan berakhir,  

Hati bergetar seperti petir,

Ketika takdir ingin hadir, 


Demi memenuhi sebuah takdir, 

Ku lantunkan doa di sela bibir, 

Dengan bibir sedikit getir, 

Alhamdulillah semua berakhir, 


Singkat cerita,...

Kita berjanji di saksikan matahari, 

Bukan tentang fisik atau materi, 

Tetapi.. hidup dan ajaran hati


Hari ini, resah ku telah sirna, 

Pikirku pun tak lagi membabi buta, 

Segala nya menjadi pahala, 

Bertatap mata, 

Bersentuh muka, 

Ngeluh manja, 

Asalkan baik dan diiringi doa, 


Semarang, 10.10.2020

Rabu, 03 Juni 2020

URAT " Usaha Rakyat" - Gula Aren / Manis Kabung

Diincar Pecinta Kopi, Gula Aren Cukup Berkhasiat Bagi Kesehatan

URAT (Usaha Rakyat) - Apa yang lekat di benak kita ketika mengetahui gula aren menjadi teman ngopi yang tiada tandingan.? Aneh, lucu atau sedikit asing di telinga. Karna selama ini kita hanya mengetahui gula aren/batok untuk olahan masakan saja. 

Kopi pakai gula aren belakangan ini sedang nge-tren dijajakan oleh berbagai kedai kopi lokal. Banyak orang kini lebih memilih meracik kopi pakai gula aren ketimbang gula pasir biasa. Alasannya, sih, karena gula aren lebih sehat. Kenapa palm sugar dianggap lebih unggul dibanding gula putih?

Gula putih terbuat dari tebu, sementara gula aren terbuat dari nira (cairan yang keluar dari batang pohon enau). Gula putih termasuk sumber makanan yang hanya tinggi kalori saja tapi gizinya minim, bahkan hampir nol, sementara gula aren ternyata diperkaya oleh beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Jadi sebelum menjadi Gula Aren/Batok, air nira menjadi manis kabung, sebutan masyarakat lokal Sungai Keruh MUBA. Na bagi kalian pecinta kopi atau sering ngopi dirumah tidak ada salahnya jika mencoba sensasi ngopi dengan manis kabung ini. 

Gula aren/Manis Kabung menjadi salah satu pemanis alternatif dengan indek glikemik rendah juga berkat kandungan serat makanan di dalamnya yang disebut inulin. Serat inulin dikenal dapat menjaga kadar gula darah tetap normal.

Inilah yang menjadi penyebab, gula aren menjadi pembicaraan para pecinta kopi, karena sering menjadi bahan campuran kopi susu. Perpanduan antara kopi susu dengan gula aren menghasilkan rasa nikmat tanpa terasa sangat manis di lidah.

Manis Kabung ini selain teman kopi juga sangat cocok untuk cocolan ubi di rebus, pisang direbus ketan dengan rasa manis yang alami dan khas menjadi nikmat tersendiri. 

URAT (Usaha Rakyat) hari ini mengulik bagaimana proses pembuatan Simanis yang tak terlihat dan terjamah ini. 

Menjadi salah datu pengiat usaha rakyat yakni pembuat gula aren atau gula batok tradisional dari Desa Sungai Dua, Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin (Sumsel), Rozali Sekrut, menjelaskan cara membuat gula aren atau gula botok tradisional.

Untuk Pemesanan Bisa INBOX atau WA 082225619887

Saksikan Video Selengkapnya dan tetap di Chanel URAT Usaha Rakyat. Fb,ig Youtube @kulu kilo sungaikeruh. 

Minggu, 22 Desember 2019

Tradisi Ngambek Pontong di MUBA







Ngambek Pontong, Tradisi Gotong Royong Ngambil Kayu dari Hutan
Tradisi Ngambek Pontong adalah tradisi yang diwariskan secara turun temurun di wilayah Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin. Ngambek artinya mengambil dan Pontong artinya Kayu Bakar. Tradisi ini tujuannya mengambil kayu dalam hutan secara bergotong royong oleh masyarakat. Kayu itu digunakan untuk kepentingan Acara Pernikahan, Syukuran atau acara masyarakat yang mempuyai hajat.
Tradisi Ngambek Potong mencerminkan gotong royong dan kebersamaan. Biasa nya sebelum acara ini dimulai, ada utusan yang mengundang/memanggil masyarakat lainnya. Kalau dahulu kala mencari kayu di kebun masing - masing dan menggunakan sepeda untuk mengangkut kayu, namun saat ini mencari kayu di kebun sendiri atau sanak keluarga menggunakan kendaraan yang sudah di siapkan sohibul hajat.
Hanya laki-laki yang melakukannya. Para wanita menyiapkan makanan untuk makan bersama. Untuk menarik balok kayu, warga gotong-royong dan menggunakan peralatan seperti, kampak, mandau, dan akhirnya balok kayu tersebut bisa angkut dari dalam hutan untuk dibawa ke pinggir jalan dan di naikan ke atas kendaraan yang sudah disiapkan. Untuk melakukan ngambek pontong ini, setidaknya butuh waktu sehari, dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 14.00 siang hari.
Dalam tradisi ini kita bisa belajar tentang kearifan lokal semangat gotong royong, kekeluargaan serta saling menghargai tanpa memandang status atau dari mana kita berasal. Tua, Muda, Besar, Kecil semuanya ikut ambil bagian dalam prosesi ngambek pontong ini.Tradisi ini masih lestari di Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin. (Ceng)
.
#ngambekpontong #ngambilkayu #gotongroyong #kearifanlokal #tradisimuba #kulukilosungaikeruh
#musibanyuasin_eksis

Jumat, 20 Desember 2019

Tradisi Lemang Di Musi Banyuasin

"Festival Lemang (Tradisi Melemang"

Ada sebuah tradisi unik di kecamatan Sungai Keruh Kab. Musibanyuasin. Mayarakat menyebut tradisi ini sebagai sedekah rami atau sering juga di sebut sedekah lemang.

Sedekah ini adalah bentuk dari rasa Syukur atas berkah panen yang didapat masyarakat Desa Kertayu kec. Sungai keruh.
Prosesi acara berlangsung selama 2-3 hari dan memiliki tahapan tahapan adat istiadat.

Seluruh masyarakat harus membuat lemang di kediaman masing masing kemudian mengumpulkan lemang yang akan dibagikan kepada masyarakat ke rumah sang Juru kunci.

Lemang dibedakan menjadi beberapa jenis lemang berbeda rasa dan juga berbeda ukuran. Lemang yang akan di kumpulkan di rumah juru kunci adalah lemang yang berukuran kecil berjumlah sesuai dengan orang yang berada di masing masing rumah.

Sebelum puncak acara pembagian lemang kepada masyarakat desa juru kunci harus berziarah dahulu ke makam keluarga dan bekas peninggalan puyang burung jauh.

Pada acara puncak masyarakat berkumpul dan menunggu di depan rumah juru kunci/lokasi puncak acara. Unik nya lemang di bagikan dengan cara di lempar kepada masyarakat yang sudah siap merebutnya.



Tradisi Ningkuk Di Musi Banyuasin

Tradisi "Ningkuk", Budaya Perkenalan Bujang Gadis di Musi Banyuasin.
Musi Banyuasin, Rabu 11 Desember 2019 tampak puluhan muda mudi berkumpul di rumah sohibul hajat Herdoni Syafriansyah yang juga penggiat budaya Muba. Mereka berkumpul guna ikut melestarikan budaya Ningkuk, sebuah tradisi adat istiadat Muba yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Ningkuk merupakan sebuah tradisi pertemuan muda mudi pada malam menjelang acara resepsi pernikahan. Cangkir beras atau selendang telah disediakan untuk diedarkan dengan diiringi musik. Selama musik diputar maka selendang juga terus beredar sampai suatu saat musik akan dihentikan oleh moderator.

Saat musik berhenti berputar, selendang pun juga harus berhenti beredar. Siapa saja saat itu memegang selendang pada saat musik berhenti, kepadanya akan di berikan "hukuman" seperti menari berpasangan, merayu lawan jenis, berpantun,  dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Muba, H Musni Wijaya melalui Kabid Kebudayaan, H. Muardi, S.Pd, MM mengatakan kita bagian untuk melestarikan tradisi Ningkuk ini, banyak nilai positif dalam kegiatan Ningkuk Muda Mudi ini yang bisa dipetik seperti unsur bersosialisasi, bertanggung jawab, kecekatan, dan tentu saja sebagai fungsi rekreasi dan dengan melestarikan budaya asli Muba ini berarti ikut melestarikan dan mencintai budaya kita dan jati diri kita selaku warga Muba, dengan budaya dan adat istiadat ini tentunya memberikan edukasi yang positif kepada generasi muda yang lain dan ajang mendapatkan jodoh dan kenalan baru bagi muda mudi atau bujang gadis kita, dan giat ini sangat positif ujarnya

Sementara it, Yoyong Amilin selaku moderator acara mengatakan, mari sejenak kita lupakan hiruk pikuk dunia maya. Kita kembali ke akar jati diri kita sebagai manusia sosial di kehidupan nyata. Mari kita kembali bergembira, merawat tradisi lama yang telah hampir punah. bermain tradisi Ningkuk dengan penuh suka cita dan mari kita jauhi pesta pesta yang bukan budaya kita seperti pesta  dengan organ tunggal malam hari yang sering diduga sebagai tempat penyebaran narkoba oleh yang tidak bertanggung jawab dan meracuni bujang gadis Muba himbaunya kepada muda mudi yang hadir acara ningkuk.




Filosofi Wajik atau Bajek





Tradisi tandang ngantar BAJEK ini adalah sudah menjadi tradisi adat istiadat di Bumi Sungai Keruh (BAJEK) Adalah merupakan makanan yg terbuat dari beras ketan yg diolah dgn kelapa dan gula merah.
Wajik adalah salah satu ragam kekayaan kuliner di Indonesia. Kue wajik memiliki beberapa sebutan yang berbeda-beda di setiap tempat. Di Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin makanan dari beras ketan ini di sebut Wajik, Pulut manis dll.
Wajik atau Bajek di Kecamatan Sungai Keruh menjadi makanan yang selalu di suguhkan ketika acara pernikahan, kenapa makanan dari olahan beras ketan ini penting ada di acara pernikahan?
Dari beberapa nasehat orang tua, sesepuh di sekitar tempat tinggal saya, juga orang-orang yang paham dengan pernikahan adat Jawa, makanan seperti jadah, jenang dan wajik menjadi suguhan pada acara pernikahan karena memang memiliki filosofi khusus.
Apa Filosofi nya.? Sifat beras ketan yang lengket, diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi setiap pengantin agar keduanya juga senantiasa lengket atau memiliki hubungan erat dan susah dipisahkan.
Terlepas dari itu semua, proses pembuatan makanan ini yang lama dan butuh kesabaran ekstra serta memerlukan kerja sama beberapa orang, menjadi pelajaran agar pasangan pengantin saat menikah nanti tidak mudah putus asa dalam membangun dan mengarungi rumah tangga. Diharapkan kedua pasangan pengantin selalu bekerja sama dan saling support antara satu dengan lainnya.
Itulah alasan kenapa makanan berdasarkan beras ketan seperti jadah, wajik dan jenang menjadi kue atau makanan yang selalu ada di adat pernikahan. Kalau di tempat kamu, makanan apa yang wajib ada di acara pernikahan dan memiliki filosofi yang dalam juga?
Tulis dikolom komentar.? (Ceng)
.
#wajik #bajek #kulukilosungaikeruh #musibanyuasin #sumateraselatan

Kamis, 21 November 2019