Gemuru angin berlarian menyusuri bebukitan tinggi, seakan ia ingin membuktikan kepada pasir bahwa ia mampu membawa pasir melihat indah nya alam dari atas bukit.
Pasir pun tak mampu menolak takdir nya ketika bertemu angin, ia tak sanggup menolak tawaran angin dengan janji dan keindahan dalam ucapannya.
Angin dan pasir pun menari-nari bak sepasang kekasih yang melepas rindu karna lama tak bertemu.
Aku pun kembali tenggelam dalam lamunan cerita rakyat (mitos), Joko Seger dan Roro Anteng yang dahulu menuai kasih sayang nya di tempat ini.
Mereka adalah sepasang kekasih yang sangat menginpirasi. Cerita mereka tak hanya terkenal di televisi bahkan di sanubari setiap para pemuja misteri.
Ketika cinta meraka tlah tumbuh subur bak rerumputan di pinggir bukit, konflik pun menghapiri dengan mengorbankan diri.
Hingga saat ini untuk mengingat perjuangan anak terakhirnya. Slalu di adakan upacara setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo.

0 komentar:
Posting Komentar